Berdoa adalah di antara aktivitas ibadah yang mulia dan utama. Banyak sekali keutamaan dan kemuliaan berdoa. Berikut ini akan dijelaskan beberapa keutamaan dan kemuliaan berdoa kepada Alloh.
Pertama, Do'a adalah ibadah. Hal ini
berdasarkan firman Alloh:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ
دَاخِرِينَ (60)
“Berdo'alah
kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagi kalian. Sesungguhnya orang-orang
yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku akan masuk Neraka Jahannam
dalam keadaan hina dina.” (QS. Ghofir [40]: 60)
Al-Hafizh
Ibnu Hajar al-Asqolani asy-Syafi’i menuturkan
bahwa Syaikh Taqiyuddin Subki berkata, “Maksud doa dalam ayat di atas adalah
doa yang bersifat permohonan, dan ayat berikutnya “'an 'ibaadati” menunjukkan
bahwa berdoa lebih khusus daripada beribadah. Artinya barangsiapa sombong tidak
mau beribadah, maka pasti sombong tidak mau berdoa. Dengan demikian ancaman
ditujukan kepada orang yang meninggalkan doa karena sombong dan barangsiapa
melakukan perbuatan itu, maka dia telah kafir. Adapun orang yang tidak berdoa
karena sesuatu alasan, maka tidak terkena ancaman tersebut. Walaupun demikian
memperbanyak doa tetap lebih baik daripada meninggalkannya, sebab dalil-dalil
yang menganjurkan berdoa cukup banyak. (Fathul Bari 11/98)
Bahkan,
doa adalah ibadah yang paling mulia di sisi Alloh .
Hal ini sesuai riwayat hadis dari Abu Huroiroh berkata bahwasanya Rosululloh bersabda, “Tidak ada sesuatu yang paling
mulia di sisi Alloh daripada doa". (Sunan Timidzi, bab Do'a 12/263,
Sunan Ibnu Majah, bab Do'a 2/341 No. 3874. Musnad Ahmad 2/362)
Berkaitan
dengan hadis ini, Syaikh Al-Mubarak Furiy mengatakan bahwa makna hadis tersebut adalah
tidak ada sesuatu ibadah qouliyah (ucapan) yang lebih mulia di
sisi Alloh daripada doa. Sebab membandingkan sesuatu
harus sesuai dengan substansinya. Sehingga pendapat yang mengatakan
bahwa shalat adalah ibadah badaniyah yang paling utama tidak
bertentangan dengan firman Alloh, “Sesungguhnya orang yang paling mulia di
antara kalian di sisi Alloh adalah orang yang paling bertakwa diantara kalian.”
(QS. Al-Hujurot [49]: 13)
Kedua, Doa mampu menolak takdir Alloh. Hal ini
berdasarkan hadis dari Salman Al-Farisi RadhiyAllohu 'anhu bahwa Rosululloh
ShallAllohu 'alaihi wa sallam bersabda, " Tidak ada yang mampu menolak
takdir kecuali doa.” (Sunan At-Tirmidzi, bab Qodar 8/305-306)
Berkaitan
dengan hal ini, Syeikh Al-Mubarak Furi mengatakan
bahwa yang dimaksud dapat menolak takdir di sini adalah takdir yang tergantung
pada doa, dan berdoa bisa menjadi sebab tertolaknya takdir karena takdir tidak
bertolak belakang dengan masalah sebab akibat. Boleh jadi terjadinya sesuatu
menjadi penyebab terjadi atau tidaknya sesuatu yang lain termasuk takdir. Seperti
berdoa agar terhindar dari musibah, keduanya adalah takdir Alloh .
Boleh jadi seseorang ditakdirkan tidak berdoa sehingga terkena musibah dan
seandainya dia berdoa, mungkin tidak terkena musibah, sehingga doa ibarat
tameng dan musibah laksana panah. (Muro'atul Mafatih 7/354-355).
Ketiga, Orang yang paling lemah adalah orang
yang tidak mampu berdoa. Hal ini berdasarkan hadis Nabi bahwasanya beliau bersabda:
أَعْجَزُ النَّاسِ مَنْ عَجَزَ فِي الدُّعَاءِ،
وَأَبْخَلُ النَّاسِ مَنْ بَخِلَ بِالسَّلامِ
"Orang
yang lemah adalah orang yang meninggalkan berdoa dan orang yang paling bakhil adalah
orang yang bakhil terhadap salam.” (Al-Haitsami, kitab Majma' Az-Zawaid. Thobrani,
Al-Ausath. Al-Mundziri, kitab At-Targhib berkata: Sanadnya Jayyid (bagus) dan
dishohihkan Al-Albani, As-Silsilah Ash-Shohihah 2/152-153 No. 601).
Imam
Manawi mengatakan bahwa yang dimaksud
dengan 'Ajazu an-naasi adalah
orang yang paling lemah akalnya dan paling buta penglihatan hatinya, dan yang
dimaksud dengan Man 'ajaza fi ad-dua'i adalah lemah memohon kepada Alloh
terlebih pada saat kesusahan. Demikian itu bisa mendatangkan murka Alloh karena
dia meninggalkan perintah-Nya padahal berdoa adalah perkerjaan yang sangat ringan.
(Faidhul Qodir 1/556).
Keempat, Banyak berdoa bisa menghindarkan
bencana dan musibah. Hal ini sebagaimana firman Alloh yang mengisahkan tentang Nabi Ibrohim :
وَأَدْعُو رَبِّي عَسَى أَلَّا أَكُونَ بِدُعَاءِ رَبِّي
شَقِيًّا
"...Dan
aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan
berdoa kepada Tuhanku.” (QS. Maryam [19]: 48)
Dan
firman Alloh tentang Nabi Zakaria
قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي
وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا (4)
"Ia
berkata:, 'Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah
ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya
Tuhanku.” (QS. Maryam [19]: 4)
Kelima, Alloh murka terhadap orang-orang yang
meninggalkan doa. Hal ini berdasarkan hadis bahwa Abu Huroiroh berkata bahwasanya Rosululloh bersabda:
إِنَّهُ مَنْ لَمْ يَسْأَلِ اللَّهَ يَغْضَبْ
عَلَيْهِ
"Barangsiapa
yang tidak meminta kepada Alloh, maka Alloh akan memurkainya.” (Sunan At-Tirmidzi,
bab Do'a 12/267-268).
Berkaitan
dengan hal ini, Imam Hafizh Ibnu Hajar menuturkan
bahwa Imam At-Thaibi berkata: "Makna hadis ini yaitu barangsiapa
yang tidak meminta kepada Alloh, maka Dia akan murka. Begitu pula sebaliknya
Dia sangat senang apabila diminta hamba-Nya". (Fathul Bari 11/98).
Imam
Al-Mubarak Furiy juga mengatakan bahwa
orang yang meninggalkan doa berarti sombong dan merasa tidak membutuhkan Alloh.
Imam
At-Thaibi juga mengatakan bahwa Alloh sangat senang tatkala dimintai karunia-Nya.
Maka barangsiapa yang tidak memohon kepada Alloh, maka berhak mendapat
murka-Nya. Dari hadis ini, menunjukkan bahwa permohonan hamba kepada Alloh merupakan
kewajiban yang paling agung dan paling utama, karena menghindar dari murka Alloh
adalah suatu yang menjadi keharusan. (Muro'atul Mashobih 7/358)
Dengan
banyaknya keutamaan dan kemuliaan doa ini, sudah selayaknya bagi kita untuk
memperbanyak doa kepada Alloh. Di samping kita beribadah kepada-Nya, kita juga
akan meraih keutamaan dan kemuliaan di dunia dan akhirat. Wallohu a’lam.
KEUTAMAAN DAN KEMULIAAN DO'A
Reviewed by abahadam
on
Oktober 24, 2017
Rating:
Tidak ada komentar: