Full Width CSS

banner image

PERINTAH MENYAMBUNG TALI SILATURAHIM


Di antara bentuk taqarrub yang paling berharga, ketaatan yang paling agung, yang memiliki kedudukan  yang  tinggi,  keberkahan  yang  agung, mendatangkan manfaat yang besar dan menyeluruh di dunia dan akhirat adalah silaturahim.

Adapun yang dimaksud Al-Arham adalah keluarga seseorang, baik ibu, bapak, anak laki-laki atau perempuan, saudari dan saudaranya, dan semua orang yang memiliki hubungan dengannya dari pihak bapaknya, atau ibunya atau anak  laki-laki  atau  anak  perempuannya. Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman di surat al Anfal ayat ke 75,

“Dan orang-orang yang beriman sesudah itu, kemudian berhijrah dan berjihad bersamamu  maka  orang-orang  itu  termasuk  golonganmu  (juga). Orang-orang yang mempunyai  hubungan  itu  sebagiannya  lebih  berhak terhadap  sesamanya  (daripada  yang  kerabat)  di  dalam  kitab  Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Alloh subhanahu wa ta'ala telah mewasiatkan para hamba untuk menjalankan silaturahim, dan wasiat untuk bersilaturahim ini dibarengkan dengan wasiat untuk bertaqwa. Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman di surat an Nisa ayat ke 1,

“Dan bertakwalah kepada Alloh yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling  meminta  satu  sama  lain,  dan  (peliharalah)  hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Alloh selalu menjaga dan mengawasi kamu.”

Artinya takutlah kepada Alloh dengan menjalankan semua ketaatan kepada-Nya dan  meninggalkan bermaksiat kepada-Nya,  takutlah  jika  kalian memutuskan hubungan silaturahim, akan tetapi sambunglah dan berbuat baiklah, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Abbas dan  tokoh salaf yang lainnya.

dakwah untuk menyambung silaturahim termasuk perkara yang paling pertama yang diserukan oleh Nabi Muhammad salallohu 'alaihi wa salam di permulaan pengangkatan beliau sebagai Nabi. Di dalam riwayat Bukhori Muslim pada kisah Abi Sufyan bersama Hiraqlius, pada saat dia ditanya oleh Hiraqlius: Perkara  apakah  yang  diperintahkannya  kepada  kalian?. 
Yaitu  oleh  Nabi Muhammad salallohu 'alaihi wa salam. Maka Abu Sufyan menjawab: Dia berkata:  Sembahlah  Alloh  subhanahu  wa  ta'ala,  dan  janganlah mempersekutukan Dia dengan sesuatu apapun, tinggalkanlah apa-apa yang telah dikatakan oleh bapak-bapak kalian, beliau juga memerintahkan kami untuk menjalankan shalat, berkata jujur, menjaga diri dan bersilaturahim”.

silaturahim adalah sebab bagi terbukanya pintu rizki dan panjang umur di dunia,  sementara  di akherat kelak akan mendapatkan kemenangan dengan memperoleh surga dan selamat dari neraka.

Di dalam riwayat Bukhori Muslim dari Anas bin Malik bahwa Nabi salallohu 'alaihi  wa salam bersabda,  “Barangsiapa  yang  ingin  diperluas rizkinya,  dipanjangkan  umurnya  maka  hendaklah dia menyambung silaturahim.”

Dan sebaliknya, memutuskan silaturahim adalah termasuk dosa besar, di mana pelakunya akan diancam oleh Alloh subhanahu wa ta'ala dengan berbagai siksa, baik yang disegerakan atau ditunda di dunia dan akhirat. Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman di surat ar Ro’du ayat 25, 

“Orang-orang yang merusak janji Alloh setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Alloh perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan  kerusakan  di  bumi,  orang-orang  itulah  yang  memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (yaitu Jahanam).”  

Diriwayatkan  oleh  At-Turmudzi  bahwa  Nabi  salallohu  'alaihi  wa  salam bersabda,  "Tidak  ada  satu  dosapun  yang  lebih  pantas  disegerakan sanksinya di dunia, ditambah dengan siksa yang disimpankan baginya di akherat selain dari dosa menjual diri dan memutuskan silaturahim.”

Orang  yang  suka menyambung  silaturahim  adalah  orang  yang  apabila diputuskan maka dia tetap menyambungnya. Hal ini seperti disebutkan dalam riwayat Bukhari bahwa  Nabi  Muhammad  salallohu  'alaihi  wa  salam bersabda, “Bukanlah orang yang menyambung silaturahim itu sama dengan orang  yang  membalas,  akan  tetapi  orang  yang  menyambung  silaturahim adalah  orang  yang  apabila  diputuskan  maka  dia  tetap  menyambung silaturahimnya”.

Diriwayatkan oleh Muslim dari Abi Hurairah radhiyallohu'anhu bahwa seorang lelaki berkata,  "Wahai  Rosululloh aku memiliki  seorang  kerabat  yang  apabila  aku  menyambung  silaturahim dengan mereka maka mereka memutuskannya, dan jika aku berbuat baik kepada  mereka  maka  mereka  membalasku  dengan  perlakuan  buruk kepadaku, jika aku berbuat santun maka mereka bertindak jahil kepadaku. Maka Nabi Muhammad salallohu 'alaihi wa salam menjawab, "Jika dirimu seperti apa yang telah engkau katakan maka sungguh engkau seakan telah memberi makan mereka dengan bara api neraka, dan Alloh subhanahu wa ta'ala senantiasa  memberikanmu  penolong  atas  tindakan  mereka  selama engkau berbuat seperti itu”.

Para  pensyarah  hadits  berkata,  "Artinya  seakan-akan  engkau  telah memberi makan mereka dengan makanan dari bara api, ini adalah sebagai kiasan  tentang  siksa  yang  akan  mereka  dapatkan  karena  dosa  mereka berupa pemakan bara yang panas, sementara orang yang berbuat baik tidak diberikan  balasan  siksa  apapun,  namun  orang  yang  berlaku  buruk terhadap  pelaku  kebaikan  ini  akan  mendapat  ganjaran  dosa  yang  besar karena lalai dengan hak orang yang berbuat baik dan tindakan mereka yang telah menyakiti dirinya.”

bersedeqah kepada orang yang memiliki hubungan kekerabatan akan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda bagi pelakunya. Sebagaimana diriwayatkan oleh At-Turmudzi dari Salman bin Amir bahwa Nabi Muhammad salallohu 'alaihi  wa  salam  bersabda,  "Bersedeqah  kepada  orang  miskin adalah shadaqah, sedangkan kepada orang yang memiliki hubungan kekerabatan terdapat  dua  keutamaan:  yaitu  shadaqah  dan  menyambung  hubungan silaturahim”.

Maka sambunglah tali silaturahim, niscaya kebahagiaan akan kita dapatkan di dunia dan di akhirat kelak. Wallohu A’lam...  

PERINTAH MENYAMBUNG TALI SILATURAHIM  PERINTAH MENYAMBUNG TALI SILATURAHIM Reviewed by abahadam on Desember 05, 2017 Rating: 5

1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.