ADAB TERHADAP ALLOH, Orang-orang beriman meyakini bahwa
Alloh Maha Kuasa atas segala sesuatu termasuk diri seorang, Alloh memegang
ubun-ubunnya. Kita tidak mempunyai tempat melarikan diri, atau tempat menyelamatkan
diri, kecuali kepada Alloh semata. Kemudian kita lari menghadap kepada
Alloh, menjatuhkan diri di depan-Nya, menyerahkan seluruh persoalan kepada-Nya
dan bertawakal kepada-Nya.
Inilah adab seorang mukmin terhadap Robb dan
Penciptanya. Karena tidaklah pantas jika seorang lari kepada pihak yang tidak
bisa memberikan perlindungan, bergantung kepada pihak yang tidak mempunyai
kekuasaan, dan menyerahkan diri kepada pihak yang tidak mempunyai daya dan
upaya.
Alloh berfirman
dalam surat Hud ayat 56,
"Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan
Dia-alah yang memegang ubun-ubunnya”.
Dan Alloh berfirman dalam surat adz-Dzariyat ayat ke-50,
"Maka segeralah kembali kepada mentaati Alloh,
sesungguhnya aku pemberi peringatan yang nyata dari Alloh untuk kalian”.
Kemudian dalam surat al-Ma’idah ayat 23 Alloh berfirman yang artinya,
"Dan hanya kepada Alloh hendaknya kalian
bertawakkal, jika kalian benar-benar orang yang beriman”.
Kemudian pendengar. Adab teradap Alloh selanjutnya
adalah mengetahui keluasan rahmat Alloh, dan senantiasa mengharap kepada Alloh dan tidak berputus asa dari rahmat-Nya.
Orang-orang beriman melihat kebaikan-kebaikan Alloh
Ta'ala dalam semua urusan, rahmat kepada semua makhluk-Nya, kemudian sang hamba
ingin mendapatkan tambahan rahmat Alloh, tunduk kepada-Nya dengan ketundukan
dan doa yang ikhlas, bertawwasul kepada Alloh dengan perkataan yang baik dan
amal perbuatan yang benar.
Inilah etika seorang mukmin terhadap Alloh Ta'ala, sebab,
merasa putus asa dari mendapatkan tambahan rahmat yang meliputi segala hak,
putus asa dari kebaikan yang mencakup semua makhluk, dan putus asa dari kebaikan
Alloh Yang Mengatur alam raya.
Banyak sekali firman Alloh yang menunjukkan akan
keluasan rahmat-Nya. Diantaranya adalah firman Alloh dalam surat al-A’rof ayat 156,
"Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu”.
Kemudian firman Alloh dalam surat asy-Syuuro ayat 19,
"Alloh Maha lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia
memberi rezki kepada yang di kehendaki-Nya dan Dialah yang Maha kuat lagi Maha
Perkasa”.
Bahkan Alloh melarang kita untuk berputus asa terhadap
rahmat-Nya. Alloh ta’ala berfirman,
"Dan jangan kalian berputus asa dari rahmat Alloh.
Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Alloh, melainkan kaum yang kafir”.
Dan masih banyak ayat-ayat lain yang semisal dalam
maknanya.
Adab terhadap Alloh yang selanjutnya adalah, meyakini
kedahsyatan kekuatan Alloh sehingga menjauhi perbuatan maksiat yang akan
mengundang murka-Nya.
seorang mukmin meyakini kedahsyatan kekuatan Robbnya,
kekuatan pembalasan-Nya, dan kecepatan penghisaban-Nya, kemudian ia bertakwa
dengan taat dan tidak bermaksiat kepada Alloh.
Ini etikanya terhadap Alloh Ta‘ala, karena tidaklah
masuk akal jika seorang hamba yang lemah dan tidak berdaya melakukan
kemaksiatan kepada Robbnya Yang Maha Perkasa, Maha Kuasa, Maha Kuat, dan Maha
Menang.
Alloh berfirman dalam surat ar-Ro’d ayat 11,
“Dan apabila Alloh menghendaki keburukan terhadap
sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan sekali-kali tak ada
pelindung bagi mereka selain Dia”.
Dan juga Alloh berfirman
dalam surat al-Buruj ayat 12,
"Sesungguhnya adzab Robbmu benar-benar keras”.
adab terhadap Alloh yang selanjutnya adalah, sangat
takut terhadap siksa-Nya jika bermaksiat, dan sangat mengharap serta berbaik
sangka ketika melakukan ketaatan kepada Alloh terhadap ganjaran dari-Nya.
Orang beriman ketika bermaksiat dan tidak taat
kepada-Nya, Ia merasa seolah-olah ancaman Alloh Ta'ala telah mengenai dirinya,
siksanya telah terjadi padanya, dan hukumannya telah turun padanya. Dan seorang
beriman juga melihat kepada Alloh Ta'ala ketika taat dan mengikuti syariat-Nya,
Ia merasa seolah-olah Alloh telah memberikan janji-Nya, dan pakaian keridhoan telah
dikenakan padanya. Kemudian ia berbaik sangka kepada Alloh.
Seseorang berlaku buruk terhadap Alloh Ta‘ala maka ia
telah melanggar hak Alloh, kemudian ia bermaksiat dan tidak taat kepada-Nya,
serta berpendapat bahwa Alloh Ta‘ala tidak melihat dirinya, dan tidak menghukumnya
atas pelanggarannya.
Alloh berfirman dalam surat Fushshilat ayat 22-23 yang
artinya,
"Namun kalian mengira bahwa Alloh tidak mengetahui
kebanyakan dari apa yang kalian kerjakan. Dan yang demikian itu adalah
prasangka kalian yang telah kalian sangka terhadap Tuhan kalian, prasangka itu
membinasakan kalian, maka jadilah kalian termasuk orang-orang yang merugi”.
Dan tidak pantas adab terhadap Alloh Ta‘ala jika
seseorang bertakwa kepada-Nya dan taat kepada-Nya, kemudian ia berprasangka
bahwa Dia tidak mengganjarnya karena amal perbuatannya yang baik, tidak menerima
ketaatan dan ibadahnya.
Karena Alloh telah berfirman dalam surat an-Nur ayat 52
yang artinya,
"Dan barangsiapa taat kepada Alloh dan Rasul-Nya
dan takut kepada Alloh dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang
yang mendapat kemenangan”.
Juga firman-Nya di surat an-Nahl ayat 97 yang artinya,
"Barangsiapa mengerjakan amal shalih, baik
laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.
Dan masih banyak ayat-ayat yang semisal dalam maknanya
dengan ayat-ayat tadi.
kesimpulannya, bahwa syukurnya seorang Muslim kepada Alloh
Ta‘ala atas nikmat-nikmat-Nya, rasa malunya kepada Alloh jika ia cenderung
bermaksiat kepada-Nya, bertaubat dengan benar, bertawakkal kepada Alloh,
mengharapkan rahmat-Nya, takut akan siksa-Nya, berbaik sangka bahwa Alloh
Ta'ala pasti menepati janji-Nya, dan berbaik sangka bahwa Alloh Ta‘ala pasti
melaksanakan ancaman-Nya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya dan
hamba-hamba-Nya, adalah adab dan etika terhadap Alloh Ta'ala.
Semakin kita konsisten dengan etika tersebut dan
menjaganya, derajat kita akan semakin tinggi, dan kemuliaan agung hingga
kemudian kita berhak mendapatkan perlindungan Alloh Ta'ala, pemeliharaan-Nya,
kucuran rahmat-Nya, dan sasaran nikmat-Nya, in syaa Alloh.
Demikianlah pembahasan adab-adab terhadap Alloh yang harus kita perhatikan, Semoga dengan
pembahasan kali ini kita semakin menjaga Hak dan kewajiban kita kepada Alloh. Wallohu
a’lam.,
Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh…
ADAP KEPADA ALLAH
Reviewed by abahadam
on
Oktober 04, 2017
Rating:
Tidak ada komentar: