Solat subuh adalah solat yang
memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan dengan solat-solat lainnya. Di
antara keistimewaannya dapat diketahui dari sebuah hadis yang diriwayatkan oleh
Imam Muslim bahwa Rosululloh Solallohu’alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِى جَمَاعَةٍ
فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِى جَمَاعَةٍ
فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ
Siapa
saja yang solat isya‘ berjamaah, maka
seakan-akan ia telah solat separuh malam, dan barang siapa solat subuh
berjamaah, maka seakan-akan ia solat malam seluruhnya”. (HR. Muslim)
Solat
subuh termasuk solat yang paling sering ditinggalkan oleh orang-orang munafik.
Mereka sangat berat sekali untuk melakukannya. Hal ini sebagaimana hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairah Rodiallohu'anhu
bahwa Nabi solallohu'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ أَثْقَلَ صَلاَةٍ عَلَى
الْمُنَافِقِينَ صَلاَةُ الْعِشَاءِ وَصَلاَةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا
فِيهِمَا لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا وَلَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِالصَّلاَةِ
فَتُقَامَ ثُمَّ آمُرَ رَجُلاً فَيُصَلِّىَ بِالنَّاسِ ثُمَّ أَنْطَلِقَ مَعِى
بِرِجَالٍ مَعَهُمْ حُزَمٌ مِنْ حَطَبٍ إِلَى قَوْمٍ لاَ يَشْهَدُونَ الصَّلاَةَ
فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ بِالنَّارِ
“Sesungguhnya
solat yang terberat bagi orang-orang munafik adalah solat isya’ dan solat
subuh. Sekiranya mereka mengetahui pahala yang terdapat di dalamnya, niscaya
mereka akan mendatangai keduanya meski dengan merangkak, dan sunggguh aku telah
bertekat untuk memerintahkan seseorang
agar mendirikan solat, kemudian akau meminta seseorang agar menjadi
imam, lalu aku pergi bersama orang-orang membawa kayu bakar kepada kaum yang
tidak hadir solat berjamaah, lalu aku bakar mereka dengan rumah-rumah mereka.” (HR.
Bukhori dan Muslim)
Banyak
kisah yang menunjukan bahwa para salafussolih sangat memperhatikan solat subuh.
Kisah
Pertama: terdapat dalam kitab musnad Abdurrozak. Dikisahkan bahwa as-Syifa’
binti Abdulloh ia berkata: ((Umar Rodiallohu'anhu masuk ke rumahku, ia
mendapatkan dua orang laki-laki sedang tidur di rumahku, ia berkata: apa yang
terjadi pada kedua orang ini, mereka tidak ikut solat bersamamu?, aku menjawab:
wahai Amirul mukminin mereka berdua telah solat bersama orang-orang – saat itu
dalam bulan ramadhon – mereka berdua solat terus menerus hingga subuh, lalu mereka
solat subuh kemudian tidur, Umar berkata: sungguh solat subuh berjamaah bagiku
lebih aku cintai dari pada aku solat semalam hingga subuh)).
Dari
kisah ini dapat diketahui bahwa Umar bin Khottob Rodiallohu ‘anhu sangat perhatian
terhadap solat subuh dan sangat mengetahui keutamaan solat subuh secara
berjamaah.
Kisah
yang kedua dikisahkan oleh Khatib al-Baghdadi Rohimahulloh bahwa Ubaidillah bin
Umar al-Qowariri Rohimahullloh berkata: ((Hampir aku tidak pernah melalaikan
solat isya' dengan berjamaah, lalu datang seorang tamu aku disibukan denganya,
setelah itu aku keluar untuk mencari solat jamaah di kabilah-kabilah Bashroh,
namun semua orang ternyata telah selesai solat, aku berkata dalam hatiku:
diriwayatkan dari Rosululloh solallohu alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ تَفْضُلُ عَلَى
صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً
“ Solat berjamaah lebih utama atas solat sendirian dengan dua
puluh tujuh derajat”
“Lalu
aku pulang ke rumahku dan aku solat isya' di waktu yang terakhir, kemudian aku
tidur, aku bermimpi sedang mengendarai kuda bersama kaum, aku naik kuda seperti
kuda-kuda mereka, kami saling berkejaran dan kuda-kuda mereka mendahului
kudaku, aku pukul kudaku agar menyusul mereka, aku menoleh ke salah seorang
dari mereka yang paling belakang, ia mengatakan; jangan kau paksa kudamu, kamu
tidak berhak atas apa yang kami miliki, aku berkata: kenapa begitu? Ia berkata:
karena kami solat isya' berjamaah.
Dalam
kitab Jawaanib min siroh al-Imam Abdul Aziz bin Baz hal tujuh puluh sembilan,
disebutkan:
“Pada
suatu hari Syekh Abdulloh bin Baz rohimahullloh punya janji setelah solat
subuh. Namun beliau tidak solat di masjid, maka setelah solat kami pergi ke
rumahnya, kami menunggu beliau, kami mengkhawatirkanya, lalu beliau keluar
menemui kami, beliau menanyakan waktu, kami memberitahunya bahwa solat
berjamaah telah selesai.
Ketika
itu beliau – semoga Alloh memberinya rahmat – letih pada malam harinya, beliau
tidur sangat terlambat, dan setelah solat tahajud beliau berbaring dan
tertidur, sedang tidak ada satu orang pun yang membangunkanya, atau membunyikan
untuknya jam alarm, dan setelah beliau tahu bahwa orang-orang telah solat maka
beliau solat dan berkata kepada dua sahabatnya, yaitu; Syekh Abdurahman al-Atiq
dan Hamad bin Muhamad an-Nasir: ini adalah kali pertama aku ketingalan solat
subuh!
Semoga
Alloh azza wa jalla merahmati mereka, begitulah mereka bersungguh-sungguh dalam
ibadah dan muhasabah diri di saat melakukan kesalahan terkecilpun, jiwa-jiwa
mereka bersih, obsesi mereka tinggi, dan mereka dikenang selamanya oleh
orang-orang yang datang setelahnya...
Kita
tidak tahu apakah masih ada hari ini orang-orang yang ketika ketinggalan solat
lalu merasakan seperti yang mereka rasakan?!, banyak sekali orang-orang yang
tertinggal solat subuh berjamaah, padahal mereka tidak menghidupkan malamnya
dengan tahajud, tidak juga sepersepuluh malamnya, atau bahkan sepersepuluh dari
sepersepuluh malamnya! Kemudian mereka tidak merasa sakit, tidak pula sedih,
seakan-akan tidak punya dosa?!.
Ada
beberapa faktor yang harus dimiliki seseorang agar ia dapat melaksanakan solat
berjamaah terutama solat subuh yang pertama adalah ketakwaan kepada Alloh
subhanahu wa ta’ala, yang kedua tidur di awal waktu, yang ketiga menyiapkan alat-alat
peringatan seperti alarm dan yang sejenisnya.
Nah,
pendengar yang budiman, demikian pembahasan kita kali ini, semoga Alloh azza wa
jalla terus membimbing kita untuk senantiasa melaksanakan amal sholih. Amin, Wallohu'alam...
KEUTAMAAN SOLAT ISYA DAN SUBUH BERJAMAAH
Reviewed by abahadam
on
Oktober 26, 2017
Rating:
Tidak ada komentar: