Full Width CSS

banner image

KEWAJIBAN UTAMA SANG DA’I ADALAH IKHLAS


Bila medan dakwah kepada Alloh , adalah kedudukan ibadah papan atas yang dengan itu seorang da’i bisa juga meraih kedudukan seorang mujahid dan orang yang berhijrah karena Alloh l, dan bila menyampaikan islam kepada dunia adalah cara terbaik dalam rangka amar ma’ruf nahi munkar, maka keikhlasan merupakan rukun asasi yang tidak dapat diabaikan dan ditinggalkan begitu saja. Dengan modal inilah, seorang dai mampu untuk menyucikan amal perbuatannya, meningkatkan kualitas jiwanya, menguatkan azamnya dalam membela agama Alloh, serta memberi pelumas  untuk berjalan menuju Alloh.

Di dalam realita medan dakwah menuju ajaran Alloh, suatu amal tidak akan naik bila tidak diiringi dengan keinginan beramal yang semata-mata untuk Alloh . Bahkan tidak hanya itu, seseorang yang memegang erat tali Alloh dalam beragama, tapi disertai hawa nafsu dalam penerapan nilai ibadah akan dinilai memiliki jiwa yang bengkok, perangai yang tidak lurus, serta mengundang rasa muak dan segan.

Dakwah kepada Alloh adalah kewajiban dan satu keharusan agama. Sejauh dakwah ini sesuai dengan manhaj Rosululloh , maka dakwah ini akan di terima disisi Alloh, memiliki pengaruh baik serta terbukti memberikan hasil dengan izin Alloh. Namun setiap kali dakwah itu jauh dari manhaj para rosul, baik dahulu atau sekarang, dakwah ini akan pahit hasilnya, tertolak dan membuat fitnah.

Dakwah seperti ini, ibarat orang yang mengurai benang setelah di pintal. Sudah menjadi kewajiban setiap da’i dan orang yang berkecimpung didalamnya untuk mengetahui, memahami dan mengikuti jalan yang telah di tempuh oleh para nabi dalam dakwah mereka kepada Alloh. Alloh telah menjelaskan dalam kitab-Nya dan menceritakan kepada kita kisah-kisah para nabi.

Dia jelaskan jalan, cara dan hal yang diutamakan para nabi. Demikian juga Nabi n telah menjelaskan hal itu dalam sunnahnya yang shohih.

Para Nabi dan Rosul dalam berdakwah mereka senantiasa ikhlas menyampaikan dakwahnya dengan hanya mencari wajah Alloh. Ikhlas merupakan ruh amal sholih, sedangkan dakwah kepada Alloh merupakan amal sholeh dan ketaatan yang paling utama yang bisa mendekatkan seorang da’i kepada Alloh. Demikianlah Alloh memerintahkan kita berbuat ikhlas, ikhlas menjadikannya syarat diterima dan selamatnya satu amalan. Alloh tidak akan menerima satu perbuatanpun kecuali dengan keikhlasan mencari wajah Alloh. Hal ini sebagaimana Alloh  berfirman, dalam surat az-Zumar ayat 2,
“Maka sembahlah Alloh dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya”.

Dalam ayat lain Alloh juga berfirman, yaitu dalam surat al-Bayyinah ayat 5,

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Alloh dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus”.
Alloh tidak akan menerima satu amalanpun, kecuali dengan ikhlas dan sesuai petunjuk Rosululloh . Inilah maksud dari firman Alloh dalam surat al-Kahfi ayat 110,

 “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”.

Oleh karena itu para ulama’ berkata, Bahwa syarat diterimanya sebuah amal shallih ada dua yaitu amal perbuatan tersebut diikhlaskan untuk mencari wajah Alloh dan syarat kedua adalah amal tersebut harus sesuai petunjuk Rosululloh . Rosululloh bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim,
 “Barangsiapa yang membuat sesuatu yang baru yaitu yang tidak ada petunjuk dari Rosul, dalam agama kita ini maka ia tertolak.

Dan pada hadits riwayat Imam Muslim,
“Barangsiapa yang melakukan satu amalan yang tidak ada perintah kami maka amalan itu tertolak”.

Perhatikanlah ! bagaimana ketidak ikhlasan bisa menyebabkan kebinasaan bagi si pelaku. Na’udzubillah

Dalam sebuah hadits shohih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, yang artinya,  “Tiga orang Pertama yang menjadi bahan bakar neraka adalah orang berilmu, orang yang mati syahid dan orang yang dermawan. Orang alim yang Alloh berikan ilmu dan hikmat. Dia dibawa dihadapan Alloh, Alloh menyebutkan nikmat-nikmat lalu dia mengakuinya. Alloh berkata kepada orang itu: “Hai hambaku, Aku telah memberikan ilmu kepadamu. Apa engkau yang lakukan dengannya?”

Orang itu menjawab: “Wahai Robbku, aku telah mempelajari dan mengajarkan !”
Lalu Alloh berfirman, “Engkau bohong ! Engkau belajar dan mengajarkannya agar engkau disebut orang berilmu dan ucapan tersebut sudah terucap. Lalu Alloh mengambil wajah orang tersebut dan mencampakkannya di neraka Jahannam. Demikian juga yang Alloh lakukan kepada orang yang mati syahid berjuang bukan untuk mencari wajah Alloh dan tidak untuk meninggikan kalimat Alloh. Dia berjuang supaya disebut pemberani. Demikian juga Alloh memperlakukan orang yang dermawan namun dia dermawan bukan karena Alloh, dia berbuat demikian suapaya disebut dermawan”.

Keikhlasan itu harus ada pada diri seorang da’i. Jika seorang da’i tidak jujur dan tidak ikhlas, maka dia tidak mendapat taufik dari Alloh dalam dakwahnya dan tidak mendapatkan pertolongan, pemeliharaan Alloh serta Alloh tidak akan memperdulikannya. Bertolak dari ini Alloh berfirman tentang hak Yusuf p seorang pemuda yang memiliki keikhlasan. Hal ini sebagaimana tertulis dalam firmannya surat Yusuf ayat 24,

 “Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang mukhlash atau terpilih”.

Dalam sebuah qira’ah yang mutawatir Mukhlis adalah orang yang ikhlas dalam beramal sedangkan mukhlash adalah orang yang Alloh berikan keikhlasan dalam beribadah, ketaatan dan pembuktian penghambaannya di muka bumi.

Perhatikanlah satu kisah tentang  tiga orang yang terpaksa menginap di gua, lalu batu pegunungan jatuh menutupi pintu gua tersebut. Apa yang telah menyelamatkan mereka dari musibah tersebut? Yang telah menyelamatkan dari bencana tersebut adalah kejujuran dan keikhlashan mereka.

Masing-masing mereka berdo’a kepada Alloh dengan perantara amalan mereka yang diikhlaskan kepada Alloh. Salah seorang diantara mereka berkata: “Tidak ada yang bisa menyelamatkan kalian dari batu besar ini, kecuali permohonan kalian kepada Alloh dengan perantara amal sholeh kalian”. maksudnya amalan yang paling ikhlas. Inilah satu jenis tawassul yang di perbolehkan dengan menjadikan amal sholeh sebagai perantara kepada Alloh. Kemudian masing-masing dari mereka berdo’a kepada Alloh dengan amal sholehnya.

Orang pertama berdo’a kepada Alloh dengan perantara bakti kepada kedua orangtuanya. Orang kedua berdo’a dengan perantara kemampuan menjaga kesuciannya dan meninggalkan zina pada saat dia mampu. Orang ketiga berdo’a dengan sifat amanahnya. Kemudian batu besar tersebut bergerak dan bergeser sehingga akhirnya mereka bisa keluar. Inilah balasan ikhlas bagi pelakunya.
Seorang da’i harus ikhlas supaya mendapatkan taufik dalam dakwahnya dan dakwahnya diterima oleh masyarakat. Orang ikhlas akan dicintai Alloh dan dicintai manusia. Jika Alloh cinta kepada seorang hamba, dia akan memanggil Malaikat Jibril: ‘Ya Jibril saya cinta kepada si Fulan, hendaklah kalian mencintainya!” kemudian Jibril memanggil para malaikat: “Sesungguhnya Alloh suka kepada si fulan, maka cintailah ia !” kemudian dijadikan ia diterima di muka bumi. Orang ikhlas diterima oleh banyak orang. Dengan sebab mereka dan dakwah mereka ini, Alloh berkenan membuka hati yang tertutup, telinga yang tuli dan mata yang buta.


KEWAJIBAN UTAMA SANG DA’I ADALAH IKHLAS KEWAJIBAN UTAMA SANG DA’I ADALAH IKHLAS Reviewed by abahadam on Oktober 25, 2017 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.